Sabtu, 28 Mei 2011

Sana ke Sini

Kita ini tak jauh beda dengan mobil yang digerakkan dengan remote. Memang muak menjadi seperti ini, diatur oleh pemegang paham egoisme dan dikemas dengan penampilan tak tega. Siapa bisa melepas antena jika bukan kita sendiri? Bergerak menuju tempat yang diingini, memuntahkan semua pembuat mual otak.

Setiap orang punya hak untuk bicara, bukan hak jika dicela. Itu konsekuensi jika bicara tanpa logika, bicara dengan urat dan nada paksa. Berapa lama disana bukan jadi soal, perubahanlah yang kita mau. Rasanya bosan dengan warna yang salah dimana mulut lebih berperan aktif daripada anggota badan lainnya.

Kita ini sama, aku yakin kitapun memiliki tujuan sama. Ya, hanya umur mungkin yang membedakan. Sayangnya ini menjadi fatal, umur ternyata menjadi tolak ukur pantas tidaknya seseorang dalam berpendapat, seperti pornografi yang hanya bisa dinikmati oleh orang dewasa. Kita hanya telinga yang hanya pantas untuk mendengar omongan-omongan t*hi kucing. Bla..bla..bla..bla.. tapi mana? Tidak ada gerakan berarti, hanya gerakan memperbaiki posisi duduk agar lebih pewe.

Ayolah, kita ini pemuda. Lama jika kita harus ke tukang kunci untuk membuat kunci pembukanya, lebih baik kita menjadi lengan yang dapat mendobrak pintu. Memang semua butuh proses, lelah bersama adalah proses yang lebih baik. Semua berperan penting, tak ada sampah. Mari kita jalani bersama seperti kumpulan potongan huruf, bersatu merangkai kata indah “demokrasi”.

4 komentar:

  1. Bergeraknya sesuai kapasitas ya..kapasitas pemuda...

    hidup Ayay~!

    ngomong2 gambar titlenya diganti boleh gak? ngenganggu euy! berakakakakka

    BalasHapus
  2. wih yay suka demo bukan yay? haha,
    sangat menggugah yay hahaha

    BalasHapus